Jumat, 27 September 2024

Kolaborasi Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Akademisi: MBS Malaria di Tarantang Berjalan Lancar

 


Tarantang, 23 September 2024 – Kegiatan Mass Blood Survey (MBS) Malaria berhasil dilaksanakan di Desa Tarantang, wilayah kerja Puskesmas Lamunti, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pengendalian dan pencegahan penyebaran malaria di daerah endemis tersebut.


Dalam kegiatan ini, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), bersama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas, turut bekerja sama untuk memastikan kelancaran jalannya survey. Mereka juga mendapatkan dukungan tenaga ahli dari 4 dosen dan 2 mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya yang terlibat aktif dalam pelaksanaan survei.


Sebanyak 90 warga Desa Tarantang menjalani pemeriksaan darah sebagai bagian dari deteksi dini infeksi malaria. MBS ini bertujuan untuk memetakan kasus malaria yang mungkin ada di masyarakat sehingga dapat diambil tindakan cepat dan tepat dalam pencegahan dan penanganan lebih lanjut.



Koordinator kegiatan dari Puskesmas Lamunti menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan MBS ini. "Keterlibatan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten, serta dukungan dari Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, sangat membantu kelancaran kegiatan ini. Kami berharap kegiatan ini dapat membantu menurunkan angka penyebaran malaria di desa kami," ujarnya.


Diharapkan dengan adanya kegiatan MBS ini, masyarakat Desa Tarantang semakin sadar akan pentingnya pencegahan malaria dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah endemis malaria.


Pelaksanaan MBS ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah dan pihak terkait untuk mewujudkan Kalimantan Tengah bebas malaria sesuai dengan target nasional.



Sabtu, 21 September 2024

Rapat Koordinasi di Puskesmas Lamunti, Langkah Konkret Turunkan Stunting di Mantangai



Pada hari ini, Rabu, 21 September 2024, bertempat di Puskesmas Lamunti, telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Percepatan Penurunan Stunting di Kecamatan Mantangai. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Camat Mantangai, Yubderi, S.Pd., M.A., dan dihadiri oleh 4 kepala desa dari desa-desa lokus Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), yaitu Desa Manusup, Desa Manusup Hilir, Desa Lamunti, dan Desa Lamunti Permai.


Rapat ini bertujuan untuk mempersiapkan pelaksanaan pendampingan pengukuran SSGI/SKI di desa-desa lokus stunting yang telah ditetapkan. Camat Mantangai menekankan pentingnya kolaborasi antar pihak terkait untuk mempercepat penurunan angka stunting di wilayahnya. Dalam arahannya, Yubderi menyatakan bahwa penurunan stunting merupakan prioritas utama dalam pembangunan kesehatan masyarakat, karena stunting tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik anak, tetapi juga memengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa depan.



Selama rapat, para peserta berdiskusi mengenai langkah-langkah konkret yang akan diambil dalam waktu dekat, termasuk koordinasi antar perangkat desa, puskesmas, dan kader posyandu dalam mendampingi proses pengukuran status gizi anak serta peningkatan sosialisasi mengenai pentingnya pola asuh, gizi seimbang, dan sanitasi yang baik. Kepala Puskesmas Lamunti juga menambahkan bahwa pengukuran SSGI sangat penting untuk mendapatkan data yang akurat sebagai dasar pengambilan kebijakan.

Kepala-kepala desa yang hadir menyatakan kesiapan mereka untuk terlibat aktif dalam program pendampingan ini dan berharap sinergi yang kuat antar semua elemen dapat menghasilkan perubahan nyata dalam penurunan angka stunting di wilayah mereka.


Rapat koordinasi ini berjalan dengan lancar dan diakhiri dengan perintah camat untuk mengadakan pertemuan tingkat desa untuk menyusun jadwal pelaksanaan pengukuran dan pendampingan, yang diharapkan pelaksanaan nya akan dimulai paling lambat pada awal bulan Oktober 2024, dengan harapan langkah ini dapat membawa dampak signifikan dalam upaya penurunan stunting di Kecamatan Mantangai.

Senin, 09 September 2024

Peningkatan Kesehatan Balita di Desa Sekata Bangun: Penyuluhan Pemantauan Tumbuh Kembang dan Penanganan Kegawatdaruratan Balita oleh Puskesmas Lamunti

 

Pada tanggal 9 September 2024, Puskesmas Lamunti mengadakan kegiatan penyuluhan di Desa Sekata Bangun dalam bentuk kelas balita, sebuah program yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai tumbuh kembang balita serta tindakan yang perlu diambil dalam situasi kegawatdaruratan. Kegiatan ini dipimpin oleh dua petugas kesehatan dari Puskesmas Lamunti, yang memiliki keahlian dalam bidang kesehatan anak.

Materi Penyuluhan Tumbuh Kembang Balita

Salah satu topik utama yang dibahas dalam kegiatan ini adalah tumbuh kembang balita, di mana para petugas menjelaskan mengenai fase-fase penting pertumbuhan fisik, motorik, kognitif, serta sosial-emosional anak usia dini. Para orang tua diberikan pemahaman mengenai:


1. Tahap Pertumbuhan Fisik: 

Petugas memberikan penjelasan mengenai perkembangan berat badan, tinggi badan, serta bagaimana memantau tanda-tanda pertumbuhan normal anak. Mereka juga menekankan pentingnya nutrisi yang seimbang untuk menunjang pertumbuhan optimal.


2. Perkembangan Motorik:

Ditekankan bahwa perkembangan motorik kasar dan halus harus diperhatikan oleh orang tua. Petugas memberikan contoh gerakan motorik yang sesuai dengan usia anak serta bagaimana cara melatihnya.


3. Perkembangan Kognitif:

Petugas juga membahas mengenai cara anak belajar dari lingkungan sekitarnya serta pentingnya stimulasi mental melalui permainan edukatif, bercerita, dan interaksi sehari-hari.


4. Perkembangan Sosial dan Emosional:

 Penyuluhan juga mencakup pentingnya memahami emosi anak, cara berinteraksi dengan teman sebaya, serta dukungan dalam pengembangan keterampilan sosial.


Kegawatdaruratan yang Sering Terjadi pada Balita

Selain tumbuh kembang, para petugas juga memberikan penjelasan mengenai berbagai kegawatdaruratan yang sering terjadi pada balita, serta langkah-langkah yang harus diambil jika situasi tersebut terjadi. Beberapa masalah kesehatan yang sering muncul pada balita yang dibahas antara lain:


1. Demam Tinggi:

Orang tua diajarkan cara mengukur suhu tubuh balita, tanda-tanda demam berbahaya, serta tindakan awal yang harus diambil seperti memberikan cairan yang cukup dan penanganan demam.


2. Kejang Demam:

Petugas memberikan pemahaman mengenai kondisi kejang demam yang sering terjadi pada anak di bawah usia lima tahun. Dijelaskan mengenai penyebab, cara menangani kejang, dan kapan orang tua harus segera membawa anak ke fasilitas kesehatan.


3. Tersedak:

Orang tua dilatih tentang cara menangani balita yang tersedak, mulai dari cara memposisikan anak hingga teknik mendorong benda asing yang mungkin tersangkut di saluran pernapasan.


4. Diare dan Dehidrasi:

Penyuluhan juga meliputi cara menangani diare pada balita, yang seringkali menyebabkan dehidrasi. Pentingnya pemberian oralit dan kapan harus segera membawa anak ke layanan kesehatan menjadi fokus pembahasan.


Diskusi Interaktif dan Simulasi

Selama kegiatan, petugas dari Puskesmas Lamunti mengadakan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana para orang tua dapat bertanya langsung mengenai masalah kesehatan balita yang mereka hadapi. Selain itu, dilakukan juga simulasi penanganan kegawatdaruratan seperti cara memberikan pertolongan pertama pada balita yang tersedak atau mengalami demam tinggi.



Kelas balita yang dilaksanakan di Desa Sekata Bangun ini mendapat respon positif dari masyarakat setempat, terutama para ibu yang hadir. Penyuluhan mengenai tumbuh kembang balita dan penanganan kegawatdaruratan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta kesiapsiagaan orang tua dalam menjaga kesehatan anak mereka. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya Puskesmas Lamunti dalam mendorong kesehatan anak dan mengurangi angka kegawatdaruratan di usia balita.

Selasa, 03 September 2024

Langkah Preventif Puskesmas Lamunti: Raya dan Siti Rosaidah Gelar POPM Kecacingan di Desa Sei Kapar

Senin, 2 September 2024, Puskesmas Lamunti mengadakan kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) kecacingan di Desa Sei Kapar. Kegiatan ini dipimpin oleh dua petugas kesehatan yang berdedikasi, yaitu Raya, A.Md.Kep, dan Siti Rosaidah, A.Md.Kep. Sasaran kegiatan ini adalah anak-anak usia dini yang bersekolah di PAUD, TK, dan SD di desa tersebut.

Infeksi cacing adalah salah satu masalah kesehatan yang masih mengancam anak-anak di daerah pedesaan, termasuk di Desa Sei Kapar. Infeksi cacing yang tidak ditangani dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti anemia, malnutrisi, dan gangguan perkembangan pada anak. Oleh karena itu, kegiatan POPM kecacingan menjadi langkah penting dalam mencegah dan mengendalikan penyebaran infeksi cacing di kalangan anak-anak.



Kegiatan ini dimulai dengan sosialisasi kepada para guru dan orang tua mengenai pentingnya pemberian obat kecacingan. Raya, A.Md.Kep, dan Siti Rosaidah, A.Md.Kep, selaku petugas kesehatan dari Puskesmas Lamunti, kemudian mengunjungi PAUD, TK, dan SD di Desa Sei Kapar untuk memberikan obat cacing kepada anak-anak.

Obat yang diberikan merupakan obat cacing yang telah direkomendasikan dan dinyatakan aman oleh Kementerian Kesehatan. Proses pemberian obat dilakukan dengan penuh perhatian dan pengawasan, serta disertai dengan edukasi kepada anak-anak tentang pentingnya menjaga kebersihan diri untuk mencegah infeksi cacing. Para guru di sekolah juga turut membantu dalam pelaksanaan kegiatan ini, memastikan bahwa seluruh anak yang menjadi sasaran menerima obat sesuai dosis yang dianjurkan.

Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah dan orang tua. Sebanyak puluhan anak dari berbagai jenjang pendidikan menerima obat kecacingan. Diharapkan, dengan adanya POPM ini, angka infeksi cacing di Desa Sei Kapar dapat menurun secara signifikan, dan anak-anak dapat tumbuh dengan sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan akibat cacingan.



Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) kecacingan yang dilaksanakan oleh Raya, A.Md.Kep, dan Siti Rosaidah, A.Md.Kep, adalah langkah preventif yang sangat penting untuk menjaga kesehatan anak-anak di Desa Sei Kapar. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan Desa Sei Kapar dapat semakin terbebas dari ancaman infeksi cacing dan kualitas kesehatan anak-anak dapat terus meningkat.

Kerja sama antara petugas kesehatan, pihak sekolah, dan masyarakat dalam kegiatan ini menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga kesehatan generasi muda. Puskesmas Lamunti berharap kegiatan ini dapat terus dilakukan secara rutin untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di masa depan.

Sabtu, 31 Agustus 2024

Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional Puskesmas Lamunti

 

Berita: Puskesmas Lamunti Sukses Laksanakan Pekan Imunisasi Nasional Polio Tahap 1 dan 2


Puskesmas Lamunti berhasil melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di 13 desa di wilayah kerjanya. Kegiatan ini dilaksanakan dalam dua tahap, dengan tahap pertama berlangsung pada bulan Juli dan tahap kedua pada bulan Agustus, dengan sasaran utama anak-anak usia 0 hingga 7 tahun 11 bulan.


Tahap pertama yang dilaksanakan pada bulan Juli bertujuan untuk memberikan imunisasi polio kepada anak-anak usia 0 hingga 7 tahun 11 bulan di 13 desa di sekitar Puskesmas Lamunti. Selama tahap pertama, petugas kesehatan berhasil menjangkau ribuan anak di wilayah tersebut, memberikan vaksin polio sebagai upaya pencegahan penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini.


Antusiasme masyarakat dalam mendukung kegiatan imunisasi ini sangat tinggi, yang terlihat dari tingginya angka partisipasi orang tua membawa anak-anak mereka untuk mendapatkan imunisasi. "Kami sangat senang melihat partisipasi aktif dari para orang tua. Ini menunjukkan kesadaran yang tinggi akan pentingnya imunisasi polio untuk mencegah penyebaran penyakit," kata Kepala Puskesmas Lamunti, Ibu Siti Mulyani.



Tahap kedua yang dilaksanakan pada bulan Agustus melanjutkan upaya ini dengan menyasar anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi pada tahap pertama. Dalam tahap ini, Puskesmas Lamunti kembali mengerahkan seluruh tenaga kesehatan yang ada untuk memastikan bahwa seluruh anak usia 0 hingga 7 tahun 11 bulan di 13 desa telah mendapatkan imunisasi polio lengkap. 


Selama tahap kedua, petugas kesehatan mengunjungi setiap desa dan melakukan imunisasi door-to-door untuk memastikan tidak ada anak yang terlewatkan. Berkat dukungan dari masyarakat dan koordinasi yang baik antara petugas kesehatan dan pemerintah desa, pelaksanaan tahap kedua ini juga berlangsung dengan lancar.


"Dengan selesainya tahap kedua ini, kami berharap semua anak di wilayah kerja Puskesmas Lamunti telah menerima vaksin polio secara lengkap. Ini adalah langkah penting dalam melindungi generasi muda dari ancaman virus polio," tambah Ibu Siti Mulyani.


Pelaksanaan PIN Polio di Puskesmas Lamunti ini merupakan bagian dari upaya nasional untuk mengeradikasi polio di Indonesia. Dengan memastikan semua anak mendapatkan imunisasi, diharapkan tidak ada lagi kasus polio yang muncul di wilayah ini, dan kesehatan anak-anak dapat terjaga dengan baik.

Pembinaan Cluster Puskesmas tentang Akreditasi di Puskesmas Lamunti

 


Lamunti, 31 Agustus 2024** - Puskesmas Lamunti menjadi pusat perhatian pada hari ini dengan diselenggarakannya kegiatan pembinaan cluster puskesmas tentang akreditasi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapan puskesmas dalam proses akreditasi guna memastikan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.


Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak dari Dinas Kesehatan serta tenaga kesehatan dari puskesmas yang berada dalam cluster tersebut. Beberapa tokoh penting hadir dalam kegiatan ini sebagai narasumber, termasuk Sekretaris Dinas Kesehatan dr. Jumatil Fajar, MHlthSc; Masran, S.Sos., M.M; Akhmad Hadi Iswanto, S.K.M; dan Rahmawati, S.K.M., M.M. 


**Pemaparan Materi dari Narasumber**


Dr. Jumatil Fajar, MHlthSc membuka kegiatan dengan memberikan penjelasan tentang pentingnya akreditasi puskesmas dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Beliau menekankan bahwa akreditasi adalah bentuk komitmen untuk menyediakan layanan kesehatan yang sesuai standar dan dapat dipertanggungjawabkan. "Dengan akreditasi, kita memastikan setiap puskesmas memiliki sistem yang baik untuk memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat," ujarnya.


Masran, S.Sos., M.M., menambahkan bahwa akreditasi bukan hanya sekedar sertifikasi, tetapi juga proses berkelanjutan untuk memperbaiki kualitas layanan dan manajemen puskesmas. Ia menekankan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia serta manajemen puskesmas yang lebih baik. "Kualitas pelayanan kita sangat bergantung pada kompetensi dan kesiapan sumber daya manusia, oleh karena itu pelatihan dan pengembangan terus menerus sangat diperlukan," jelasnya.


Akhmad Hadi Iswanto, S.K.M., memberikan pemaparan tentang strategi teknis dalam mempersiapkan akreditasi. Ia menyoroti aspek penting seperti penerapan standar pelayanan minimal, pengelolaan risiko, serta pencatatan dan pelaporan yang baik. "Semua aspek ini adalah komponen penting yang harus diperhatikan dalam proses akreditasi untuk memastikan bahwa puskesmas kita memenuhi standar yang ditetapkan," kata Akhmad.


Rahmawati, S.K.M., M.M., sebagai salah satu narasumber terakhir, memberikan penekanan pada pentingnya kolaborasi dan koordinasi antar puskesmas dalam cluster untuk berbagi pengalaman dan praktik baik. "Kerja sama antar puskesmas adalah kunci untuk mencapai akreditasi yang sukses. Dengan berbagi pengalaman, kita dapat saling belajar dan mengatasi tantangan bersama," paparnya.


**Diskusi dan Rencana Tindak Lanjut**


Setelah pemaparan dari para narasumber, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif. Peserta dari berbagai puskesmas diberi kesempatan untuk bertanya dan berbagi pengalaman terkait persiapan akreditasi di tempat mereka masing-masing. Diskusi ini diharapkan dapat membantu puskesmas untuk saling mendukung dan memperkuat strategi dalam mencapai akreditasi.


Kegiatan pembinaan ini diakhiri dengan penetapan rencana tindak lanjut untuk setiap puskesmas dalam cluster tersebut. Para peserta sepakat untuk terus memperkuat koordinasi dan berbagi informasi secara berkala untuk memastikan semua puskesmas siap menghadapi proses akreditasi yang akan datang.


Dengan pembinaan yang dilakukan hari ini, diharapkan semua puskesmas dalam cluster ini dapat lebih siap dalam proses akreditasi dan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan sesuai standar kepada masyarakat